Transkrip Video: Entrepreneurial Mindset – Pak Ciputra
Saya bahagia berada dengan anda hari ini, namun saya ingin menyampaikan dulu Salam Entrepreneur. Hari ini kta berbicara tentang Ebtrepreneur. Maka untuk Entrepreneur Onliners, saya sampaikan Salam Entrepreneur. Baiklah, pada waktu yang lalu saya telah menyinggung tentang sukses seeorang. Dalam hal ini dalam bidang bisnis. Yaitu Integritas, Profesionalisme, dan Entrepreneurship.Integritas itu apa? Soal integritas, semua sudah tahu. Buat saya adalah, saya sebutlah mulai dengan ABJ. Yaitu, Adil, Benar, dan Jujur. Untuk karyawan kita mupun untuk kawan-kawan kita, terutama untuk pelaku bisnis, kita harus adil. Kita harus melakukan sesuatu yang disukai pelanggan kita, oleh partner kita dan apa yang kita kehendaki. Jadi namanya Adil. Kita harus lakukan yang benar, janganlah sesuatu yang salah, sesuatu yang tidak berkenan kita lakukan untuk orang lain. Harus benar dan harus berpikir yang benar, bertindak yang benar. Dan tentu Jujur. Ini inti daripada integritas. Yang seharusnya integritas tersebut kita telah pelajari di sekolah-sekolah, dari orang tua kita, terutama orang tua itu mengajarkan integritas. Nah, dalam bisnis maupun dalam bidang kehidupan setiap hari integritas menjadi dasar daripada usaha kita.
Nah, kemudian profesionalisme. Profesionalisme kita itu harus pintar, kita mengerti tentang teknik, kita harus ahli. Jadi kalau tanpa kita ahli di bidang kita dan kita bodoh, maka tentu kita tidak akan berhasil. Kemudian kita harus disiplin. Harus disiplin. Semua janji kita harus penuhi. Profesionalisme harus disiplin. Harus punya sistem. Banyak sekali orang tidak punya sistem. Kita seringkali melakukan sesuatu berulang-ulang salah melulu. Dan tidak tepat. Jadi, kita harus ada sistem. Jadi kita harus pintar disiplin sistem. Dan kita harus bekerja keras, rajin. Inilah untuk menjadi berhasil.
Dan ketiga adalah Entrepreneurship. Entrepreneurship ialah kita harus punya wawasan. Wawasan yang luas. Punya vision yang luas. Bahkan ada orang mengatakan yang paling sukar ialah wawasan. Wawasan itu bukan hanya tentang materials, tapi mengenai waktu. Menaksir apa yang terjadi masa depan. Bahkan kita harus bagaimana kita membeli sesuatu barang kita bayar sekarang tapi kemudian harganya akan meloncat sekian kali. Nah, itu wawasan. Wawasan juga kita memilih suatu bisnis. Kita harus mempunyai wawasan bisnis itu punya future atau tidak. Kita harus menentukan wawasan itu dapat kita jadikan bisnis? Apakah suatu barang merupakan sunset policy? Sunset policy jangan anda masukkan investasi anda mengenai sunset policy. Anda harus mempunyai wawasan tentang bisnis di Indonesia ini apa yang paling tepat anda masuki? Apakah dalam bidang pertambangan? Apakah perikanan? Apakah perumahan? Apakah dalam bidang komoditis? Apakah dalam bidang konsumsi? Apakah kuliner? Dan sebagainya. Nah, ini luar biasa tentang wawasan ini. Tidak gampang. Mungkin salah satu yang paling sulit.
Nah, itu mengenai wawasan. Sehingga untuk dua puluh tahun yang lalu kami telah ambil keputusan untuk investasi untuk jalan Dr. Satrio ini. Dua puluh tahun yang lalu kami melihat Dr. Satrio ini adalah mempunyai potensi untuk menjadikan shopping street dan menjadi tourism street. Dan cita-cita kami supaya Jakarta ada shopping street sudah timbul lima puluh tahun yang lalu pada kami pertama kali pergi ke jepang kami melihat Ginzai Street kemudian kami diperkuat kami melihat Sansilly di Paris calon shopping street yang hebat sekali. Kemudian Orchard Road di Singupura menjadi jalan tourism dan shooping street yang hebat sekali. Dan tiap kota. Di Beijing ada, di Sydney ada, di Los Angles ada, di New York ada, semua mereka punya tourism and shopping street. Nah, dua puluh tahun yang lalu kami melakukan investasi mulai beli tanah. Keputusan kita, wawasan kami membangun di Jalan Dr. Satrio ini, investasi. Ini ada baru Ciputra World 1, ada Ciputra World 2 sana sedang dibangun dan kemudian seberang jalan Ciputra World 3. Itu merupakan suatu wawasan dan kita melakukan inovasi super blok seperti ini. Di tiap Ciputra World itu ada Uniqueness. Ciputra World 1 apa uniqueness yang tidak lain sampai dia super bloks terdiri daripada tuju delapan fungsi. Yang pertama kali di shopping mall itu ada Artpreneur Center. Nah, kata Artpreneur Center itu kami yang ciptakan Artpreneur Center. Terdiri dari apa? Pertama ialah Art Gallery. Kedua, Archo atau Experience Gallery. Ketiga, ada museum dan ada teater.
Jadi, pertama kali di Indonesia dan jarang di dunia. Orang datang ke mall sekalugus datang ke Art Center, Artpreneur Center dan sebagainya. Di sini juga ada kantor, ada hotel, ada konominium, ada service apartement, dan lain-lain. Jadi bahkan di sini juga ada juga medical center dan lain-lain. Jadi sekaligus dia entertaintment, dia berbelanja, dia berobat, dia menginap, dia mengecap tentang seni. Demikian seni itu dapat berkembang. Jadi anda harus punya wawasan. Baru anda harus punya kreatifitas. Ya, kreatif. Anda harus melakukan sesuatu yang bermanfaat. Anda harus menciptakan sesuatu yang baru. Dan juga demikan juga inovasi. Bagaimana anda harus merubah sesuatu yang orang lain tidak mampu. Anda lakukan hal tersebut. Jadi itulah kunci entrepreneurship. Bagaimana anda harus mempunyai kemampuan untuk merubah sampah menjadi emas. Atau sesuatu yang tidak berharga menjadi berharga. Begitu banyak contoh-contoh yang tidak berharga menjadi berharga. Kami sendiri contoh misalnya kami membangun ancol. Kalo kami itu bagaimana yang rawa-rawa menjadi pusat rekreasi dan pariwisata paling hebat di Indonesia bahkan di Asia Tenggara yang pengunjungnya lima belas juga per tahun. Sampai entrepreneurship adalah keberanian mengambil resiko. Nah, keberanian mengambil resiko tersebut. Demikian juga kami telah membangun Jaya Group, Metropolitan Group, Ciputra Group, ratusan project dengan penuh keberanian. Dan semua tanpa modal. Modal adalah, modal itu entrepreneurship. Jadi, betapa penting entrepreneurship tersebut. Yaitu berani mengambil resiko.
Ya, itulah. Hari ini kami berbicara tentang kepada para onliners tenang integritas, profesionalisme dan entrepreneurship. Kami harapkan contoh-contoh yang kami berikan bisa menggugah para onliners supaya benar-benar anda bisa menjadi entrepreneur yang sejati dan semua ini dimulai dengan modal yang cetek sekali. Kami waktu mulai tahun enam puluh satu, tanpa uang satu sen pun. Sepuluh tahun kemudian kami mulai dengan Metropolitan Group. Kemudian sepuluh tahun kemudian kami mulai dengan keluarga kami. Ya, dan kemudian kami seperti sekarang sudah berkembang dan semua itu karena entrepreneurship di samping dasarnya adalah inegritas dan professionalisme. Dan semua karena berkat Tuhan, kami mampu memiliki integritas, profesionalisme, dan entrepreneurship. Semua karena berkat Tuhan kepada kami.
UC Onliners, saya bahagia sekali. Karena ini merupakan panggilan buat saya untuk menjadikan Negara Indonesia menjadi Negara Entrepreneur. Pada waktu yang lalu saya menyinggung tentang sebuah sajak yang saya karang. Punya mata tetapi tidak melihat. Walaupun melihat, tetapi tidak berkesan. Walaupun berkesan tetapi tidak ada action. Walaupun action tetapi tidak berentrepreneur. Walaupun berentrepreneur ternyata gagal. Namun walaupun gagal, kita bangkit. Gagal sepuluh kali, kita bangkit sebelas kali.
Ini menggambarkan suatu proses entrepreneurship. Dari kita melihat sampai kita implementasi. Ini penting sekali. Kalau kita tidak mengikuti proses tersebut, misalnya bagian pertama ada yang melihat tetapi tidak berpikir. Maksudnya begini, kita tidak berpikir, berarti kita tidak memakai otak. Sebab otak itu untuk berpikir. Banya sekali kita hanya memakai perasaan. Tapi itu tidak cukup. Perasaan itu penting, tapi itu tidak cukup. Kita rasa dengan otak. Kita harus putar otak supaya apa yang kita lihat itu menjadi berguna, mencapai target yang telah kita letakkan. Seperti misalnya begini. Saya melihat satu bidang tanah. O, bidang tanah ini bagus. Tetapi kita tidak berpikir bahwa bidang tanah itu harus dimanfaatkan. Lantas kita berpikir. Wah, tanah ini seperti itu, susah kita manfaatkan. Jadi kita tidak berpikir padahal atau kita melihat tanah itu penuh dengan gubug-gubug. Penuh dengan penghuni liar. Tapi kita tidak tahu bahwa di belakang tanah itu ada jalan yang bisa dibangun. Nah, kalau jalan itu bisa dibangun, letak tanah ini yang tadi melalui jalan lama sepuluh kilometer padahal dari situ itu langsung. Hanya cukup 500 meter. Jadi kita sudah apriory tanah ini terlalu jauh, tanah ini penuh dengan rumah liar. Wah, ini kita nggak tahu pemiliknya di mana. Bahakan kita lihat, wah, rumah ini tempat membuang sampah. Padahal. Wah, jauh dari kota. Padahal jauh dari kota karena kita harus muter-muter. Nan itu berarti kita harus melihat selalu dengan berpikir. Tanpa berpikir, kita akan selalu merasa susah, berpikir negatif. Kita harus berpikir dengan kata lain positif untuk kita eksplor kemungkinan-kemungkinan yang ada. Itu yang terjadi pada diri kami. Jadi, malihat dengan memakai otak, memakai perasaan, memakai hati, dan seterusnya. Jadi, kita harus melihat dengan kaca seorang entrepreneur yaitu ingin merubah dari yang tidak berharga menjadi berharga. Dari sampah menjadi emas. Jadi mindset kita, kita sudah letakkan ke sana. Bahwa saya ingin mempunyai prestasi. Dari yang tidak ada menjadi ada, dari sampah menjadi emas. Itulah prinsipnya daripada entrepreneur. Penjalasan saya, keterangan saya tentang entrepreneurship, nanti akan bersambung berikutnya. Sementara hari ini begitu dulu. Kami terimakasih atas perhatian anda. Dan tentu saya tidak akan lupa menyampaikan salam entrepreneur kepada UC Onliners. Sampai bertemu lagi. Sukses. Tuhan Memberkati..
Transkrip Video: Entrepreneurial Vision – Antonius Tanan
Salam Entrepreneur UC Onliners...Saya ingin mengajak anda semua memahami lebih jauh apa yang dimaksud oleh Pak Ciputra dari puisinya dia, juga dari apa yang dia ceritakan tentang IPE. Apa yang akan saya bagikan kepada anda semua, berdasarkan pengalaman saya bekerja di Ciputra Group selama 25 tahun ini.
Bapak ibu sekalian UC Onliners, saya akan memulai dengan IPE. Sekitar 2 tahun yang lalu ketika Pak Ciputra berusia sekitar 80 tahun, beliau memikirkan dengan sangat serius, kalo beliau menyarikan semua kesuksesan beliau, kata apa yang bisa mewakili? Apa saja yang menjadi intisari rahasia keberhasilannya? Kemudian setelah memulai perenungan yang dalam untuk beliau, Pak Ciputra menyampaikan, ada 3 kata. Itulah yang beliau katakan sebagai IPE atau Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship. Dan sejak 2 tahun yang lalu itu, IPE menjadi budaya kerja dari Ciputra Group. Pak Ciputra ingin IPE menjadi bekal bagi kami semua di Ciputra Group untuk terus menumbuhkan usaha lebih besar lagi, memberikan manfaat lebih besar lagi untuk masyarakat.
Baik Ibu Bapak sekalian. Itu tadi sedikit tentang IPE. Sekarang saya akan memulai dengan puisi yang beliau sampaikan. Ijinkan saya untuk mengucapkan kembali kalimat-kalimatnya dari puisi ini. Puisi ini judulnya Sang Entrepreneur. Yang menurut Pak Ciputra inilah hasil dari pemikiran dan perenungan beliau tentang proses yang terjadi dalam diri beliau dan sudah terjadi puluhan tahun, dan dia coba sarikan dalam sebuah puisi yang beliau karang sendiri, dan beliau sampaikan di publik, dan menjadi sebuah pembelajaran bagi yang lain. Bunyi puisinya seperti ini:
Sang Entrepreneur
Ada yang melihat, namun tidak berpikir
Ada yang berpikir, namun tidak mengerti
Ada yang mengerti, namun tidak berkesan
Ada yang berkesan, namun tidak beraksi
Ada yang beraksi, namun tidak berentrepreneur
Ada yang berentrepreneur, namun tidak berhasil
Entrepreneur sejati, gagal 10 kali, bangkit 11 kali.
Puisi berisi kata-kata penuh makna yang singkat dan padat. Perlu direnungkan untuk memahami lebih jauh. Dan barangkali perlu dijelaskan Dan tentu saya ingin berbagi kepada anda semua berdasarkan pengalaman saya bersama beliau, bersama Pak Ciputra selama 25 tahun terakhir ini. Saya menjadi saksi mata dari sepak terjang beliau. Bagaimana dia mengembangkan usaha Ciputra Group, dari dulu kecil, sekarang besar. Beliau berhasil melipatgandakan usahanya dengan kemampuan Entrepreneurshipnya. Bapak Ibu sekalian, memang beliau ini seorang yang unik, pandai, kreatif, dan sangat entrepreneurial. Barangkali puisi ini pun tidak mampu secara seluruhnya menjelaskan apa yang ada di kepalanya. Terlalu banyak hal yang ada di kepalanya. Namun demikian, saya mencoba menyampaikanny kepada anda berdasarkan pengalaman selama saya bekerja bersama beliau juga dari kata-kata kunci yang dia ungkapkan di dalam kalimat-kalimat yang baru saja disampaikan kepada anda semua.
Baik, mari kita mulai dengan larik yang pertama yang mengatakan, Ada yang melihat, namun tidak berpikir”. Apa artinya ini? UC Onliners, membaca larik pertama dari puisi ini, saya teringat kepada sebuah pengalaman ketika beliau memberikan sebuah ceramah di sebuah seminar. Beluai mengajak peserta untuk memikirkan seekor ayam. Beliau bertanya seperti ini: “Kalau anda melihat gambar ayam, atau kalau anda melihat ayam, apa yang terpikir di kepala?”. Sambil bercanda beliau mengatakan “Ya, paling tidak ada tiga kemungkinan. Pertama ketika orang melihat ayam, dia berpikir, ini bisa dmasak apa? Yang kedua berpikir, Wah, ayam ini, kalo dibisniskan, bisa jadi bisnis apa? Bagaimana dilipat gandakan? Atau yang ketiga (sembari beliau tertawa, tentu ini lelucon) ada yang berpikir kalau lihat ayam bagaimana cara mencurinya?”
Nah, Bapak Ibu UC Onliners, yang ingin disampaikan oleh Pak Ciputra bahwa kita barangkali memiliki pengalaman kehidupan yang sama. Tetapi apa yang ada di kepala kita bisa berbeda-beda. Dan Entrepreneur memiliki sebuah cara pandang tertentu sebuah mindset tertentu terhadap kehiduan. Mereka melihatnya dari kaca mata peluang.
UC Onliners, sekarang kita berpikir, kalau ingin memiliki pola piker atau mindsetnya Entrepreneur, apa saja yang harus ada dalam diri kita? Dari pengalaman saya bersama dengan beliau, saya ingin menyimpulkan ada tiga hal. Yang pertama adalah Passion atau Hasrat. Yang kedua, Vision atau Visi. Dan yang ketiga adalah Wawasan yang luas.
Baik, saya akan mulai dengan yang pertama. Passion atau Hasrat. Hasrat yang besar untuk jadi Entrepreneur. Saya ingin mendefinisikan hasrat adalah sebuah keinginan yang begitu besar. Dan ketika kita melakukannya, kita tidak bisa membedakan lagi apakan ini pekerjaan? Apakah ini bermain? Apakah ini sebuah karya sosial? Semua berbaur. Batas-batasnya seakan hilang karena kita begitu senang. Begitu semangat melakukannya. Saya ingin jelaskan dengan sebuah pengalaman saya bersama dengan beliau, dengan Pak Ciputra. Dalam sebuah semnar, beliau pernah mengatakan seperti ini: Kalo kalian ingin sukses, kalian harus punya kinginan tiga kali. Tidak cukup satu kali.
UC Onliners, saya akan coba jelaskan. Apa yang dimaksud dengan ingin tiga kali. Bukan ingin satu kali, bukan ingin dua kali. Seandainya anda suatu kali ingin nonton film. Anda mau berangkat, eh, hujan. Kalo keinginan anda hanya satu kali, anda tidak jadi berangkat. Tapi kalau keinginan anda dua kali, anda mungkin cari payung. Anda berupaya untuk tetap bisa berangkat ke bioskop. Bayangkan anda sudah keinginannya dua kali. Sampai di bioskop, karcisnya habis. Kalo keinginan anda hanya dua kali, anda akan pulang. Tapi, kalo keinginan anda tiga kali, anda akan berusaha, akan tunggu sampai pertunjukan barikutnya. Jika perlu, barangkali anda melakukan negosiasi kepada orang yang sudah memiliki tiket sebelumnya dengan mengatakan, “Dek, Adek bisa beli tiket lagi nanti malam, bagaimana kalau tiket anda saya beli dengan harga yang lebih baik?”. Kita akan melakukan berbagai hal kalau keinginannya tiga kali. Nah, Pak Ciputra mengatakan “Ingin menjadi Entrepreneur yang sukses. Anda harus memiliki keinginan tiga kali. Begitu kuat. Untuk jadi Entrepreneur yang sukses”.
UC Onliners, sekarang yang kedua. Vision atau visi. Apa itu visi? Menurut kami, visi adalah impian masa depan. Gambaran masa depan yang ingin kita capai. Yang sangat kita inginkan. Yang menggelora jiwa kita. Yang membuat kita sangat termotivasi karena kita ingin mencapainya. Gambaran itu harus cukup jelas supaya memotivasi kita semua. Saya akan ceritakan kembali pengalaman saya dengan Pak Ciputra. Suatu kali saya menemani beliau untuk berbicara di depan karyawan. Dan beliau mengatakan kalimat ini di depan karyawan-karyawannya. “Kita sebagai developer, kita tidak membangun perumahan tetapi membangun kehidupan”. Beliau menempatkan visi yang jauh lebih besar daripada sekedar bangunan rumah. Tapi ingin melihat kehidupan yang menjadi lebih baik. Oleh karena itu kami di perusahaan Ciputra Group kami berusaha membangun tidak hanya sekedar rumah tapi membangun suasana, membangun fasilitas, hospital, rumah sakit, pendidikan, dan berbagai hal, supaya kehidupan yang kaan dibangun, bukan sekedar rumah. Membangun kehidupan bukankah lebih menantang daripada membangun sekedar rumah?
Saya juga teringat suatu kali saya menemani beliau membuka salah satu sekolah kami. Kami sengaja mengembangkan sekolah-sekolah bertemakan Entrepreneurship di kompleks-kompleks perumahan kami. Pak Ciputra memberikan sambutan dengan memberikan kalimat ini. “Saya membangun sekolah ini, perumahan ini untuk mereka”. Siapa yang dimaksud mereka? Yaitu anak-anak itu. Anak-anak yang masih muda. Saya menyimpulkan begini: Beliau memiliki pandangan yang jauh kedepan. Tidak sekedar rumah, tetapi bahkan generasi yang berikutnya dia pikirkan. Itu menjadi visi. Dan dari visi yang besar itulah berbagai hal yang baru, hl-hal yang inovasi itu dipikirkan supaya kehidupan menjadi lebih baik. Saya memberikan contoh yang lain. Ketika beliau sekitar tujuh tahun yang lalu hendak memulai gerakan entrepreneurship di Indonesia, yaitu ingin menyebarkan semangat dan kecakapan Entrepreneurship ke Indonesia, beliau berkeliling ke berbagai tempat di Indonesia, bertemu dengan berbagai pihak untuk meyakinkan masyarakat, meyakinkan pemerintah betapa pentingnya Entrepreneurship. Suatu kali ketika dalam sebuah pertemuan dengan pada penyidik di kota Medan, beliau meyampaikan visinya. Kembali dalam bentuk puisi. Judulnya “I Have A Dream”. Dalam puisi ini terkandung visi beliau. Sebuah impian yang indah untuk masa depan bagaimana nanti Entrepreneurship bisa membuat kita semua, Indonesia menjadi lebih baik.
Saya ingin sampaikan kepada anda puisinya seperti ini: Judulnya I Have A Dream.
Saya memimpikan, dua puluh lima tahun lagi, akan lahir empat juta Entrepreneur baru di Indonesia.
Dari Sabang sampai Merauke. Dari Pesisir samai pegunungan.
Dari desa sampai kota-kota besar.
Anak petani, anak nelayan, anak guru, anak buruh, anak pagawai negeri, anak polisi, anak tentara, menjadi Entrepreneur
Itu visi yang akhirnya menjadi dasar daripada Yayasan Ciputra Entrepreneur atau Universitas Ciputra Entrepreneurship Center di dalam upaya kami menyebarkan Entrepreneurship ke seluruh pelosok tanah air. Ke berbagai macam kelompok masyarakat, supaya pada masa yang akan datang lebih banyak Entrepreneur akan ikut serta membangun Indonesia.
Contoh yang berikutnya. Sejak tiga tahun yang lalu kami memulai pelatihan pemberdayaan Entrepreneurship untuk TKI di Hongkong, di Singapore, kami juga pernah ke Malaysia dan kami juga pernah ke Korea. Ketika kami bertanya kepada beliau, apa visi Pak Ciputra dengan memberdayakan TKI, Tenaga Migran kita untuk mampu beretrepreneur? Beliau berkata kalimat ini. “Saya mendambakan, suatu kali salah satu dari mereka, beberapa dari mereka, atau sekelompok dari mereka akan menjadi pengusaha nasional di Indonesia. Mereka bisa membuka usaha. Melipatgandakan sehingga pantas disebut sebagai pengusaha nasional”. Itulah visi. Bukankan visi seperti itu membuat kita bersemangat dalam bekerja. Menggelorakan jiwa kita memotivasi diri kita di dalam bekerja karena kita tahu sedang malakukan visi yang sangat bernilai dan bermanfaat.
UC Onliners, sekarang kita masuk ke factor yang ketiga yang beliau sebut sebagai wawasan. Pak Ciputra mengatakan, tidak cukup bahwa kita memiliki hanya wawasan bisnis. Kita juga harus tahu apa yang terjadi di industri. Harus paham apa yang terjadi di perekonomian kita. Harus paham apa yang terjadi secara sosial dan politik. Itu semua yang membuat wawasan kita makin luas dan makin dalam. Apa gunanya? Beliau mengatakan supaya kita bisa memahami tren. Karena Entrepreneur bisa memanfaatkan tren yang akan terjadi untuk menciptakan peluang yang baru. Atau bahasa kami sebagai pengembang, kami berpikir bagaimana kita bisa membeli produk yang akan datang, barang yang akan datang dengan harga sekarang. Untuk bisa memahami itu, harus punya wawasan yang luas, wawasan yang dalam sedemikian rupa sehingga kita paham tren apa yang kan terjadi di masa yang kan datang.
UC Onliners, kita bersama kembali melihat larik yang pertama dari sajaknya Pak Ciputra yang mengatakan melihat, tapi tidak berpikir. Tentu sekarang kita ingin melihat dengan berpikir. Apa yang dipikirkan? Pak Ciputra sendiri mengatakan, seorang Entrepreneur berpikir bagaimana cara mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Jadi, pola pikir Entrepreneur adalah yang haus akan peluang. Selalu mencari atau bahkan menciptakan peluang yang baru untuk mengubah yang tidak berharga menjadi berharga. Yang dibuang menjadi sangat bernilai. Atau dalam bahasa Pak Ciputra, mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Nah untuk kita bisa selalu memiliki pikiran seperti itu, apa yang harus dimiliki? Ada tiga hal. Yang pertama adalah hasrat yang besar, keinginan yang besar untuk jadi Entrepreneur yang berinovasi. Yang kedua, mengembangkan visi yang besar. Pak Ciputra memberikan contoh bukan sekedar membangun perumahan, tapi ingin membangun kehidupan. Dia berpikir bahwa perusahaannya bukan sekedar berguna untuk pelanggannya, tapi juga berguna untuk masyarakat. Yaitu dengn mengembangkan Entrepreneurship. Ada visi yang besar yang menggelorakan dan membangun semangat. Dan yang ketiga yang dia katakan sesuatu yang sulit, yaitu memiliki wawasan yang luas. Nah, untuk itu kita harus belajar terus menerus. Saya ulangi kembali UC Onliners. Haus akan peluang untuk mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas dan itu semua di dukung oleh hasrat yang besar menjadi Entrepreneur, visi yang besar, dan wawasan yang luas.
Demikian penjelasan saya UC Onliners tentang sebuah larik dari puisinya Pak Ciputra dengan judun Sang Entrepreneur. Dan larik yang baru kita bahas tadi adalah ada yang melihat namun tidak berpikir. Semoga bermanfaat untuk UC Onliners.
Saya Antonius Tanan.
Salam Entrepreneur…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar